Minggu, 10 Agustus 2014

MENGGAPAI FITRAH MEMBANGUN PERILAKU IHSAN


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله اكبر ×9 الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا، لااله الا الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده، واعز جنده، وهزم الاحزاب وحده. لااله الاالله ولانعبد الا اياه مخلصين له الدين ولوكره الكافرون. لااله الاالله والله اكبر، الله اكبر ولله الحمد.
 أَشْـهَـدُ أَنْ لا إله إلا الله وحـده لا شريك له إِلَـهُ اْلعَـالَمِيْنَ . وَأَشْـهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنا مُحَمَّـدًا عَبْـدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَـيِّـدُ الْمُرْسَلِيْنَ . اَلَّلــهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَـذَا النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْـــدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْـلِمُوْنَ أُوْصِيْـكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّـهِ وَطَـاعَتِهِ لَعَلَّــكُمْ تُـفْـلِحُوْنَ ! قَالَ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا اَّلذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ


Kita memuji hanya kepada Allah yang dengan ridhah dan rahmat-Nya, kita semua dipertemukan di majelis Id dalam suasan gembira dan bahgia. Kita bersyukur kepada Allah karena dengan inayah dan pertolongan-Nya kita berhasil menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Kita bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw sebagai komitmen kita untuk menegakkan sunnahnya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Allahu Akbar 3 x
Sebulan penuh kita berpuasa adalah bentuk ibadah yang secara khusus dilakukan dalam bentuk proses pembersihan dan pencucian jiwa. Proses pembersihan jiwa dimulai dari kesadaran menyesali segala bentuk kesalahan, tidak akan mengulangi dan kemudian bertobat secara sungguh-sungguh, sementara proses pencicuan jiwa diisi dengan memperbanyak zikir(shalat, baca Alquran, wirid) dan memperbanyak amal social. Keseluruhan proses itu kita lakukan dengan ihlas hanya mengharap keridhaan Allah maka kita mendapat balasan ampunan seperti yang dijanjikan  Nabi Muhammad Saw;  
من صـام رمضـان إيمـانا واحتسـابا غفرله ما تقـدم من ذنبـه
Barangsiapa yang berpuasa dengan dasar iman dan ikhlas diampunkan dosanya yang telah lalu.
Kerinduan setiap orang menikmati  kehidupan yang tentram, damai dan bahagia ternyata tidak dapat dicapai melalui sumber-sumber materi, karena jiwa sebagai sumber lahirnya kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian  justru bersifat non-materi. karena jiwa itu sendiri berasal dari non-materi sehingga pendekatan kebutuhannya harus berdasarkan sifat azalinya. Jiwa adalah fitrah dan hanya bisa diselamatkan dengan fitrah itu sendiri yaitu agama.  Perintah untuk tetap pada agama yang lurus karena agama ini diwahyukan untuk menguatkan fitrah yang sudah ada pada diri manusia sejak diciptakan.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
Dari sini diyakini bahwa kebutuhan mendasar manusia dalam hidup adalah agama yaitu jalan kefitraan, karena seluruh perilaku hdup manusia dikendalikan oleh fitrah, sebab sumber esensi fitrah adalah dari ruh Tuhan, sementara ruh suci Tuhan tersebut telah diberikan kepada manusia sebagai hamba sekaligus khalifah Tuhan di bumi. Hanya dengan keyakinan yang benar dan kuat manusia mampu menjalani hidup ini secara baik berdasarkan ajaran agama. 
Ajaran agama Islam adalah ajaran yang  bersifat kemanusiaan, karena bertujuan menuntun manusia mencapai kebahagiaan, tetapi itu bukan kemanusiaan yang berdiri sendiri, melainkan kemanusiaan yang memancar dari Ketuhanan (habl min al-nas yang memancar dari habl min Allah).  Kemanusiaan itu diwujudkan justru dengan tidak membatasi tujuan hidup manusia hanya kepada nilai-nilai sementara (al-duniya) dalam hidup di bumi saja tetapi meramba dan menembus langit, mncapai nilai-nilai tertinggi yang abadi di akhirat.
Allahu Akbar 3 x
Aplikasi perilaku hidup yang didorong oleh semangat fitrah inilah yang akan dipaparkan pada khotabh kali ini dengan pendekatan “ihsan” sebagai ukuran dari kualitas suatu perilaku pribadi yang utuh dan sempurna. Kata ihsan(Arab) terambil dari kata husn artinya menyenangkan, mencakup sesutau yang menggembirakan dan menyenangkan. Dalam praktek, istilah ihsan digunakan untuk dua hal, pertama untuk memberi nikmat kepada pihak lain, kedua perbuatan  baik dan bermanfaat. Istilah ihsan lebih luas maknanya dari pada  adil, perilaku adil adalah memperlakukan orang lain sama dengan perlakuannya kepada Anda, sedangkan ihsan mmemperlakukannya lebih baik dari perlakuannya kepada Anda. --- Adil adalah mengambil semua hak Anda dan atau memberi semua hak oran g lain. --- Ihsan adalah memberi lebih banyak daripada yang harus Anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya Anda ambil.

Melalui semangat fitrah(kesucian) mendorong setiap orang untuk secara konsisten melakukan pengabdian terbaik kepada Allah, pengabdian(menyembah) dengan motivasi ihsan artinya menyembah seakan-akan melihat Allah dan jika tidak melihat maka pasti Allah melihatmu.
Perilaku ihsan yang bergerak dengan dorongan fitrah(kesucian jiwa) kemudian memberikan cahaya terhadap semua gagasan dan menuntun pikiran manusia  memutuskan apa yang harus dilakukan  sehingga melahirkan ucapan, perbuatan dan sikap yang utuh dan sempurna dalam semua dimensi penyembahan (pengabdian). Totalitas pengabdian ini dilakukan dengan kesadaran keyakinan bahwa;
Pertama; jauh sebelum seseorang itu berbuat ihsan, keseluruhan makna ihsan itu telah dan sedang dinikmati oleh semua manusia .


Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan(.al-Qashash, 28; 77)


Malapetaka kehidupan ini bersumber dari perilaku kita yang tidak diridhai Allah. Boleh jadi sikap, ucapan dan tindakan itu baik menurut ukuran pelakunya, tetapi merugikan atau mengecewakan pihak lain tentu saja akan berdampak pada sikap antipati atau sentimen bagi yang merasakannya.
Ihsan kepada Allah berarti semua bentuk ibadah ritual yang ditetapkan sebagai sarana menuju Allah Yang Maha Suci seharusnya dilakukan secara maksimal. Kesadaran tauhid yang terbentuk dari fitrah dan menempatkan ihsan sebagai bentuk penyembahan kepada Allah akan merubah paradigma bahwa semua bnetuk ibadah ritual Islam(rukun Islam) bukan lagi sekedar kewajiban melainkan “kebutuhan dasar” dalam hidup sehingga tidak ada alasan untuk menunda jika tiba waktunya untuk ditunaikan kecuali ada halangan yang dibenarkan oleh qaidah ibadah(syara’). Ibadah dengan motivasi kebutuhan mendasar memberi peluang semua orang meraih kualitas pengabdian sebagai (mutaqqin) orang-orang bertakwa suatu derajat yang berada dekat di sisi Allah.
Kedua; perilaku ihsan adalah bentuk ketaatan yang murni dari seorang hamba kepada Maha Pencipta dalam istilah pemikiran ibadah memaknai “ikhlash” kemurnian dalam ketaatan;


Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; Maka sembahlah dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.(al-Mu’min.40: 65)

Perilaku ishsan dengan dorongan fitrah harus membentuk suatu kesadaran bahwa mualai sekarang tidak ada lagi alasan untuk menunda urusan ibadah ritual kepada Allah kecuali ada hal yang membahayakan diri dan orang lain.
Allahu Akbar  2x
Ihsan dalam kehidupan sosial.
Al-Quran menununjuk kedua orang tua sebagai model dari perilaku ihsan artinya bentuk pengabdian totalitas tanpa mengharap imbalan seperti yang dicontohkan oleh kedua orang tua, maka Allah memerintahkan perilaku ihsan didekatkan dengan menyembah-Nya.
23.  Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (al-Israa’ 17: 23)

Bentuk ihsan yang dipersembahkan oleh kedua orang tua kepada anaknya adalah keseluruhan dari pertanggungan, perlindungan, pertolongan, pemeliharaan, perawatan sejak janin dalam kandungan sampai sang anak menanjak dewasa mandiri. Al-Quran menerangkan totalitas ihsan dari seorang ibu;

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky­ 4
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,  ".(al-Ahqaaf. 46; 15)

Manusia adalah mahluk yang paling lama dipelihara dan membutuhkan totalitas pengorobanan yang murni terhadap semua aspek kebutuhan. Secara sempurna ibu menanggung, adalah beban untuk calon bayi(janin)yang meminta jaminan bukan hanya dari segi fisik melainkan jiwa(nyawa) dalam proses kematangannya. Melindungi   anak selama dalam kandungan adalah kesadaran  untuk memastikan bahwa janin terbebas dari segala gangguan yang diekspresikan melalui semangat dan gairah hidup seorang ibu, setelah lahir dilanjutkan dengan merawat, memelihara,menolong  sampai dewasa dan mandiri. Peran bapakpun sama maknanya dalam menanggung dan menjamin kelangsungan hidup keluarga.
Pada tahap pembentukan dan pengembangan jati diri, seseorang tidak menjadi sukses karena usahanya sendiri, melainkan terbentuk melalui keterlibatan (perilaku ihsan) pihak lain baik langsung atau tidak langsung, dikenal atau tidak, sebagai teman atau lawan. Sehingga keberadaan seseorang sejak dari kandungan ibu sampai akhirnya masuk ke liang lahat(dikebumikan) selalu melibatkan banyak pihak.
Allah Akbar 3 x.
Tantangan terhadap perilaku kehidupan global ketika agama diklaim sebagai hakim untuk menghukum semua hak-hak penyembahan aliran keyakinan lain yang nota bene tidak mengganggu atau menghalangi perilaku kehidupan sesama agama. Secara tegas pula al-Quran menggarisbawahi adanya bencana social kemasyarakatan ketika perilaku keagamaan mengabaikan solidaritas social atau sebaliknya;
ôMt/ÎŽàÑ ãNÍköŽn=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO žwÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$#
 Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia...(Ali Imran. 3: 112).
Kesadaran tauhid(fitrah) yang membentuk perilaku ihsan akan senantiasa
menghormati bahkan memberi ruang bagi semua aliran untuk mempraktekan ritual keagamaan secara aman. Bumi ini diciptakan Allah untuk dihuni oleh semua makhluk termasuk menusia beriman, kafir, dan musyrik dengan kewajiban saling menjalin hubungan social kemasyarakat yang aman dan harmonis.
Allah Akabar 3 x
Membangun kehidupan setelah ramadhan dimulai  dengan komiteman hari ini bahwa;
 - Ihsan kepada Allah artinya menempatkan iabadah ritual kepada Allah merupakan kebutuhan pokok dalam hidup dan dijalankan tidak sekedar menggugurkan kewajiban melainkan dengan kesadaran bahwa pasti ada suatu perubahan positif bagai kehidupan hari ini dan kedepan.
- Ihsan kepada sesama artinya berusaha memberi manfaat lebih banyak kepada siapa saja, karena telah banyak sekali orang yang menajdikan diri kita sebagai orang sukses saat ini.
Hanya kepada agama Allah kita berpegang teguh menegakkan keyakinan dan melaksanakan penyembahan secara ihsan dan ikhlash,  kitapun bertekad menjalin tali silaturahim untuk semua pihak di setiap waktu dan tempat.

Mengakhiri khotbah ini kita berdoa’a semoga puasa kita menjadi bekal hidup saat ini dan ke depan.
اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَللّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِاْلإيْماَنِ كاَمِلِيْنَ وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ وَلِلدَّعْوَةِ حَامِلِيْنَ وَبِاْلإِسْلاَمِ مُتَمَسِّكِيْنَ وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ وَفِي اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ وَلِلنِّعَمِ شاَكِرِيْنَ وَعَلَى اْلبَلاَءِ صاَبِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ بِلاَدَنَا هَذَا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ سَخَاءً رَخاَءً، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَناَ سُوْأً فَاَشْغِلْهُ فِي نَفْسِهِ وَمَنْ كَادَنَا فَكِدْهُ وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُ فِي تَدْبِيْرِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ فِيْ ضِمَانِكَ وَأَمَانِكَ وَبِرِّكَ وَاِحْسَانِكَ وَاحْرُسْ بِعَيْنِكَ الَّتِيْ لاَ تَناَمُ وَاحْفَظْناَ بِرُكْنِكَ الَّذِيْ لاَ يُرَامُ.
اَللّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ الْحِساَبِ وَمُحْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ والَصَلِّيْبِيِّيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَالرَّأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَ اْلإِشْتِرَاكَيِّيْنَ وَالشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ
Khotbah Idul Fitri 2014
Disampaikan pada shalat Idul Fitri di Masjid Hijratul Ummah
Tgl. 1 Syawal 1424 H/28 Juli 2014 M

Drs. Urbanus Uma Leu, M. Ag